Tuesday, March 23, 2010

Gletser Pecah Akibatkan Tsunami 23 Meter

Gletser besar pecah dan tercebur ke sebuah danau di Peru sehingga memicu gelombang tsunami setinggi 23 meter serta menghanyutkan tiga orang dan menghancurkan instalasi pengolahan air untuk melayani 60.000 warga setempat.

Pejabat setempat, Senin, mengatakan, bongkahan es itu jatuh ke dalam danau di Andes, Minggu, di dekat kota Carhuaz, sekitar 320 kilmeter di utara Lima, ibu kota Peru. Tiga orang dikhawatirkan terkubur oleh reruntuhan.

Penyidik mengatakan, potongan es dari gletser Hualcan itu berukuran 500 kali 200 meter. “Kejatuhannya dalam danau menyebabkan gelombang tsunami, yang melewati bendungan danau setinggi 23 meter. Tsunami Setinggi 23 Meter Akibat Gletser PecahJadi, tinggi tsunami setinggi 23 meter,” kata ahli gletser Institut Insinyur Pertambangan Peru, Patricio Vaderrama.

Pemerintah setempat mengungsikan warga di ngarai pegunungan karena khawatir terjadi kerusakan lanjutan. Itu merupakan tanda-tanda yang nyata bahwa gletser mulai menghilang di Peru, tempat 70 persen dari lapangan es dunia. Ilmuwan mengatakan, suhu hangat menyebabkan es meleleh dalam waktu 20 tahun.
Pada tahun 1970, gempa bumi menyebabkan terjadi longsoran es, bebatuan, dan lumpur di Pegunungan Huascaran, yang mengubur kota Yungay, tak jauh dari Carhuaz. Peristiwa itu juga menewaskan lebih dari 20.000 orang yang tinggal di bawah puncak tertinggi di Peru, yaitu 6.768 meter di atas permukaan laut.
sumber: http://www.i-dus.com/2010/04/tsunami-setinggi-23-meter-akibat.html

Monday, March 22, 2010

Fenomena Lina Berbulu

Simak Penyebab dan Pengobatannya

Bulu atau rambut halus hampir tumbuh di seluruh bagian tubuh kita, kecuali mata, mulut, telapak tangan dan kaki, serta kuku. Tapi bulu pun bisa tumbuh di permukaan lidah.

Sindrom lidah berbulu (Hairy Tongue Syndrome) atau lingua villosa nigra adalah suatu kondisi dimana ada pertumbuhan papila filiform (bagian menonjol pada selaput yang berlendir di bagian atas lidah) berlebih pada permukaan dorsal lidah.

Lidah berbulu adalah salah satu istilah yang tidak tepat dalam dunia kedokteran gigi. Lidah berbulu tidak benar-benar menyiratkan adanya bulu atau rambut di lidah.

Permukaan dorsal lidah yang sehat adalah tampak lunak dan lembut. Papila yang tumbuh biasanya hilang dalam interval waktu yang teratur. Namun, kadang-kadang papila ini cenderung tumbuh tapi tidak mau menghilang, dan muncul membentuk alur pada permukaan lidah. Alur ini sering menimbulkan noda akibat terkontaminasi bakteri atau kegiatan lain yang membuat warna lidah menjadi hitam.

Namun, lidah berbulu juga dapat muncul berwarna cokelat, putih, hijau, merah muda, atau salah satu dari berbagai corak tergantung pada etiologi spesifik dan faktor sekunder, misalnya penggunaan obat kumur berwarna, permen karet, atau permen nafas.

Tidak diketahui pasti apa yang menyebabkan sindrom lidah berbulu. Tapi diduga ada beberapa penyebabnya seperti:

1. Makan permen terlalu banyak dapat menyebabkan stagnasi penumpukan papila filiform
2. Penggunaan obat kumur yang mengandung peroksida secara berlebihan yang menyebabkan alergi
3. Mengonsumsi antibiotik untuk jangka waktu lama
4. Perokok berat juga bisa terkena sindrom lidah berbulu. Hal ini dikaitkan dengan kondisi mulut yang buruk.
5. Pada kasus tertentu, dalam kondisi demam walaupun memiliki kebersihan mulut yang baik, seseorang bisa juga terkena sindrom lidah berbulu.

Seperti dilansir dari Buzzle dan Emedicine, Selasa (6/4/2010), gejala yang paling jelas dari lidah berbulu adalah adanya helai panjang papila pada permukaan dorsal lidah. Hal ini mungkin menjengkelkan jika papila yang tumbuh terinfeksi, maka dapat menyebabkan rasa sakit dan ulserasi atau pembengkakan.

Jika bakteri menginfeksi papila ini, maka terjadi perubahan warna lidah yang membuat lidah tampak berwarna hitam. Kondisi ini juga sering disertai dengan bau mulut. Orang mungkin juga mengeluhkan sensasi rasa abnormal di mulut.

Kemungkinan akumulasi makanan pada permukaan lidah, selanjutnya akan meningkatkan risiko infeksi pada daerah ini. Dalam kasus yang jarang terjadi, jika papila tumbuh menjadi sangat panjang, maka dapat menyebabkan rasa tersedak di tenggorokan. Panjang papila normal biasanya 1 mm, tetapi pada lidah berbulu papila bisa tumbuh hingga lebih dari 15 mm.

Prevalensi lidah berbulu sangat beragam, mulai dari 8,3 persen pada anak-anak dan orang dewasa muda, hingga 57 persen pada orang-orang yang kecanduan narkoba.

Frekuensi lidah berbulu lebih besar terjadi pada laki-laki, orang yang menggunakan tembakau, peminum berat kopi dan teh, pasien terinfeksi HIV, dan penggunaan narkoba suntikan.

Pengobatan lidah berbulu tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Antara lain sebagai berikut:

1. Jika memiliki kebersihan mulut yang sangat buruk maka dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter gigi, sehingga dapat didiagnosis dan diobati sejak awal.
2. Jika penyebabnya adalah demam dan mengalami infeksi sistemik, minum antibiotik untuk kondisi tersebut tidak hanya akan mengatasi gangguan sistemik tetapi juga akan membantu dalam menyembuhkan lidah berbulu.
3. Mengonsumsi vitamin A, jika disebabkan karena kekurangan vitamin A.
4. Namun, jika kondisi ini ringan dan tanpa gejala maka yang terbaik adalah melakukan perawatan gigi, seperti menggunakan pembersih lidah dan menggosok permukaan dorsal lidah sesering mungkin sehingga mencegah akumulasi partikel makanan dan bakteri di wilayah ini.
5. Menghindari beberapa faktor predisposisi yang dapat menyebabkan kondisi ini, seperti merokok, mengunyah tembakau, mengisap permen untuk jangka waktu lama, dan lainnya. (Detik.com)